Toiletnya Semewah Hotel Bintang Lima

Melihat Operasional Perdana Terminal Baru Bandara DEO Sorong 

ANDRE/RADAR SORONG
PELAYANAN. Pelayanan penumpang di terminal baru Bandara DEO Sorong yang mulai difungsikan di tanggal cantik 2 Februari 2016,  (ANDRE/RADAR SORONG)

Jadi Icon Provinsi Papua Barat dan menjadi Bandara termegah di Tanah Papua. Terminal Baru Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong mulai difungsikan. Pelayanan perdana untuk ujicoba sekaligus mengevaluasi kekurangan.

==================  Andre P Siregar, Papua Barat

PENUMPANG yang akan berangkat pagi hari, saat check in pukul 06.00 WIT untuk penerbangan perdana kaget setibanya di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong. 

Tiba-tiba, mereka yang akan masuk ke ruang check in terminal lama tidak ada petugas. Beberapa penumpang pun bertanya-tanya, hingga dihampiri petugas dan mengarahkannya ke terminal baru.



Penumpang yang akan berangkat tak menduga jika ternyata pelayanan penerbangan sudah dilakukan di terminal baru. Kejadian itu dialami banyak penumpang, termasuk mereka yang penerbangan siang, karena belum tahu jika check in sudah di terminal baru.

Ya..kemarin, Selasa (2/2) yakni ditanggal cantik itu, terminal dua lantai Bandara DEO Sorong difungsikan untuk pertama kalinya. Segala pelayanan mulai dari check in, ruang tunggu dan kedatangan sudah dialihkan ke terminal berlantai dua itu.

Terkesan mendadak karena memang persiapan untuk pengoperasionalannya hanya memerlukan waktu dan persiapan sistem gruduk. 

Sore hari sebelumnya, Kepala Bandara DEO Sorong, Paryono,S.S.iT.MM mengumpulkan pegawainya untuk mempersiapkan segala kebutuhan dalam pelayanan itu. Termasuk petugas yang pastinya akan bekerja membantu suksesnya operasionalan perdana.

Sehari sebelumnya, bangunan dengan desaign oval dengan warna identic Ungu itu masih sangat kotor. Banyak debu di lantai dan dinding-dinding yang baru beberapa hari selesai dikerjakan. Tahapan finishing pengerjaan bangunan berkapasitas 1.500 orang itu baru benar-benar rampung beberapa pekan saja.

“Saya kumpulkan pegawai dan petugas untuk koordinasi persiapan,”kata Kabandara saat berbincang dengan Koran ini ketika meninjau langsung areal dalam terminal siang kemarin.

Sore itu juga seluruh pegawai dan petugas gotong-royong membersihkan lantai dan dinding, serta mengecek segala kesiapan fasilitasnya. Ada yang membersihkan debu tebal dilantai, ada yang mengecek fungsi x-ray di depan pintu ruang check in, ada juga yang menyiapkan kursi-kursi untuk penumpang di ruang tunggu.

Pekerjaan itu diselesaikan hingga malam hari. Semua dipastikan siap dengan segala persiapan yang matang. Termasuk pembagian tugas para pegawai yang ditempatkan di semua ruangan.

Pagi harinya dimulai pada penerbangan pertama pukul 06.00 WIT, terminal baru dibuka untuk pelayanan penumpang. Wajar jika mengejutkan banyak penumpang saat itu yang belum tahu jika terminal sudah menggunakan terminal baru.

Terminal baru dengan arsitektur sekelas bandara internasional ini dikerjakan dalam beberapa tahap. Awalnya tahap pemancangan sampai tiang pancang. Sempat tersendat satu tahun saat masih dijabat Kabandara sebelum Paryono. Akhirnya setelah Paryono dipercayakan menjabat sebagai Kepala Bandara DEO Sorong, pembangunan dilanjutkan.

Mulai dari pengajuan pengerjaan pembangunan tiang dan struktur yang mendapat persetujuan dari pusat. Akhirnya tahun berikutnya dilanjutkan dengan pembangunan tahap penyelesaian yakni mulai dari dinding dan atap. 

“Terahir tahap finishing, termasuk fasilitas di dalamnya,”imbuhnya.

Bangunan terminal baru ini memang cukup megah, di dalamnya juga dilengkapi fasilitas sekelas bandara internasional, bak bandara Sultan hasanudin atau Bandara Soekarno Hatta.

Memasuki ruangan pertama, penumpang akan melewati alat pemeriksaan berupa x-ray,sebelum masuk ke ruang check in. Saat masuk pintu, penumpang diperlihatkan sebuah hiasan khas Papua yang menunjukan keindahan panorama eksotis alam Papua.

Ruang check in juga terbentang memanjang, loket yang disiapkan sebanyak maskapai yang membuka pelayanan penerbangan di Bandara DEO. Beberapa penumpang tampak sedang check in di loket yang ada.

Kabandara DEO lalu mengajak saya untuk melihat-lihat ruangan sambil ia mengevaluasi kondisi dalam pelayanan pertama itu. Setelah dari ruang check in, penumpang akan naik ke ruang tunggu.

Untuk menuju ruang tunggu diberi dua pilihan tangga, yakni salah satunya tangga manual. Sebelum masuk ruang tunggu, penumpang juga masih harus memeriksakan barang bawaanya melalui x-ray.

Sambil sibuk memberikan arahan kepada pegawainya yang ditugaskan di masing-masing ruangan. Hampir disetiap ruangan Kabandara memberikan instruksi untuk memaksimalkan pelayanan. 

Mulai dari menyalakan semua lampu, membersihkan lantai yang masih terlihat berdebu juga memeriksa semua persiapannya. Termasuk menanyakan kondisi toilet di tiap ruangan.

“Ada yang belum lengkap ya…harus dilengkapi, kekurangan itu wajar karena ini memang operasional perdana sebagai ujicoba juga evaluasi, seperti toilet yang belum ada tisunya,”ujar Kabandara Paryono,S.SiT.MM.

Ada yang unik dan jadi perhatian saya, berbeda dengan bandara lain, di bandara ini semua ruangan dilengkapi dengan toilet. Seperti di ruang keberangkatan tepat di depan tangga naik. 

Di ruang tunggu yang juga dilengkapi dua tempat untuk toilet, di masing-masing tempat terbagi atas toilet untuk laki-laki dan toilet perempuan, serta satu toilet untuk orang sakit yang harus menggunakan kursi roda.

Toilet juga disiapkan di ruang kedatangan, untuk posisinya juga sama yakni satu tempat untuk laki-laki, untuk perempuan dan bagian tengah toilet untuk orang sakit yang menggunakan kursi roda. 

“Ada beberapa tempat kami siapkan toiletnya, di semua ruangan ada toiletnya,”ungkap Kabandara.
Termasuk di bagian luar terminal yang juga disiapkan toilet. Toilet itu disiapkan di samping kiri terminal kedatangan.

Selain fasilitas pelayanan yang semewah terminal internasional. Bangunan anyar yang masih tercium aroma cat itu juga dilengkapi toilet mewah. Di masing-masing tempat seperti di toilet laki-laki terdapat beberapa unit. Toilet itu juga terlihat mewah, semewah toilet di hotel bintang lima. Kebersihannya terjaga dan pengoperasionalannya juga sudah menggunakan sensor.

Kemewahan toilet sekelas hotel bintang lima mengimbangi mewahnya fasilitas pelayanan penerbangan yang disiapkan. 

Seperti dua unit mesin x-ray dipintu masuk yang juga baru, dan dua tangga escalator untuk penumpang yang akan naik di ruang tunggu, mau pun penumpang yang akan turun ke ruang kedatangan.

“Semua fasilitasnya baru, tidak ada fasilitas lama yang digunakan lagi disini, untuk x-ray memang disiapkan dua, guna mempercepat pemeriksaan, tapi untuk sementara baru satu yang digunakan,”bebernya.

Meski sudah mengoperasionalkan terminal baru semegah bandara internasional yang juga dilengkapi dua garbarata. Namun, pihaknya belum membongkar terminal lama. Untuk membongkar terminal lama, ia mengaku tak ingin terburu-buru karena harus melalui prosedur.

Selain belum membongkar lama dengan berbagai alasan, untuk garbarata juga belum difungsikan. Ia pun menjelaskan panjang lebar kenapa demikian.(**)

Comments